Sabtu, 25 Oktober 2014

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP KEUTUHAN DAN PERSATUAN BANGSA


Negara Indonesia merupakan sala satu Negara yang kaya akan budaya sehinga masyarakat Indonesia memiliki ciri khas hidup yang berbeda-beda, dan pandangan yang berbeda-beda pula. Perbedaan ini yang menyebapkan masyarakat Indonesia terpecah belah dan terpengaru oleh budaya asing. sebagian masyarakat berpendapat bahwa masalah budaya adalah masah pemerint, bukan masalah rakyat. Perbedaan ini juga akan berpengaruh terhadap tingka kesadaran pemuda dan pemudi bangsa Indonesia
Untuk memperkokoh atau mempersatuan masyarakat, pelajar,  pemuda-pemudi Indonesia dari pengaruh budaya asing yaitu dengan berpegang  teguh terhadap Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa Indonesia dan Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.  dimana sumpa-sumpa tersebut bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia dari pengaruh budaya asing. Karena, jika di lihat dari pemuda-pemudi sekarang mulai luntur yang namanya Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa, dan Sumpa Gaja Mada dalam dirinya.
Berbicara pemuda berarti kita harus lihat kembali pemuda pada tahun 1928 pemuda-pumudi. Jaman itu sangat menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Namun lambat laun semangat itu tergores dengan adanya arus globalisasi.
Banyak genersi muda yang sudah lupa dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Makna sumpa pemuda sekarang sudah mulai di lupakan oleh pemuda. Lihat saja setiap hari ada saja terjadi tawuran antar pelajar, mahasiswa, bahkan pemuda antar desa. Hal ini terjadi karena bangsa Indonesia terlalu teropsesi dengan hal-hal tidak benar, dan mementingkan dirinya sendiri.
Sebagai pemuda penerus bangsa kita harus menjunjung tinggi bhineka tunggal ika yang dilandasi semangat gotong royong. Karena nilai-nilai tersebut sudah tidak ada lagi karena pengaruh budaya asing,yang tanpa kita sadari telah kita lakukan. Padahal alangkah indahnya kalaukita hidup dalam perdamain, seperti yang di inginkan oleh para pemuda tahun 1928.
Karena makna dari sumpa pemuda itu sendiri mengajarkan kita tidak boleh membedakan suku bangsa, agama dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dengan baik dan benar.
Jika ada hembatan atau kendala seperti menganggap agama atau suku kita lebih baik dapat di atasi bila kita mengamalkan isi sumpa pemuda, sebab tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang kita cita-citakan tidak akan perna berhasil. Karena pada sila ketiga Pancasila mengandung makna cinta Tanah Air. Oleh sebab itu, kita harus tanggap dan waspada terhadap setiap kemungkinan adanya ancaman, gangguang yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa baik yang dating dari luar maupun dari dalam negeri.
Mencintai Tanah Air dan bangsa mendorong setiap warga Negara untuk lebih mengenal dan menghayati, adat istiadat dan kehidupan bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban bangsa untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika, sebagai perwejudanya adalah sumpa pemuda. Sumpa pemuda 28 oktober 1928 adalah cerminan dari tekat yang ikrar para pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pada saat itu mereka tidak membeda-bedakan suku, pulau, dan organisasi mana. Karena tekat mereka ingin bersatu untuk merebut kemerdekaan.
Persatuan dan perdamaian itu mahal. Maka marilah kita jaga suasana yang sanggat kondusif terutama para generasi muda harus berjuang dengan propesi dan kegiatan masing-masing. Misalnya, pelajar dengan giat belajar, mahasiswa sebagai kaum intelektual tunjukan bahwa moralitas dan logika lebih penting, jauhi nerkoba, tawuran, dan seks bebas. Yaitu dengan cara mengucapkan sumpa-sumpa yang telah di sebutkan diatas.
Isi Sumpah Mahasiswa, adalah:
 “Kami mahasiswa Indonesia mengaku bertanah air satu, Tanah Air tanpa penindasan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa kebenaran.”

            Yang kemudian di lanjudkan dengan bunyi sunpah pemuda:
kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Dengan itu ingat lagi kembali dan tanamkan dalam diri kita masing sumpa para pejuang bangsa kita yang dulu yaitu isi Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.
“ Sebelum ku Mempersatuakan  Nusantar Aku Bersumpa Tidak Akan Makan Bua Palapa”

Ku ucapkan SELAMAT SUMPA PEMUDA yang ke-86 Tahun 2014. Jayalah Pemuda jayalh bangsa.

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP KEUTUHAN DAN PERSATUAN BANGSA


Negara Indonesia merupakan sala satu Negara yang kaya akan budaya sehinga masyarakat Indonesia memiliki ciri khas hidup yang berbeda-beda, dan pandangan yang berbeda-beda pula. Perbedaan ini yang menyebapkan masyarakat Indonesia terpecah belah dan terpengaru oleh budaya asing. sebagian masyarakat berpendapat bahwa masalah budaya adalah masah pemerint, bukan masalah rakyat. Perbedaan ini juga akan berpengaruh terhadap tingka kesadaran pemuda dan pemudi bangsa Indonesia
Untuk memperkokoh atau mempersatuan masyarakat, pelajar,  pemuda-pemudi Indonesia dari pengaruh budaya asing yaitu dengan berpegang  teguh terhadap Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa Indonesia dan Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.  dimana sumpa-sumpa tersebut bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia dari pengaruh budaya asing. Karena, jika di lihat dari pemuda-pemudi sekarang mulai luntur yang namanya Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa, dan Sumpa Gaja Mada dalam dirinya.
Berbicara pemuda berarti kita harus lihat kembali pemuda pada tahun 1928 pemuda-pumudi. Jaman itu sangat menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Namun lambat laun semangat itu tergores dengan adanya arus globalisasi.
Banyak genersi muda yang sudah lupa dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Makna sumpa pemuda sekarang sudah mulai di lupakan oleh pemuda. Lihat saja setiap hari ada saja terjadi tawuran antar pelajar, mahasiswa, bahkan pemuda antar desa. Hal ini terjadi karena bangsa Indonesia terlalu teropsesi dengan hal-hal tidak benar, dan mementingkan dirinya sendiri.
Sebagai pemuda penerus bangsa kita harus menjunjung tinggi bhineka tunggal ika yang dilandasi semangat gotong royong. Karena nilai-nilai tersebut sudah tidak ada lagi karena pengaruh budaya asing,yang tanpa kita sadari telah kita lakukan. Padahal alangkah indahnya kalaukita hidup dalam perdamain, seperti yang di inginkan oleh para pemuda tahun 1928.
Karena makna dari sumpa pemuda itu sendiri mengajarkan kita tidak boleh membedakan suku bangsa, agama dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dengan baik dan benar.
Jika ada hembatan atau kendala seperti menganggap agama atau suku kita lebih baik dapat di atasi bila kita mengamalkan isi sumpa pemuda, sebab tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang kita cita-citakan tidak akan perna berhasil. Karena pada sila ketiga Pancasila mengandung makna cinta Tanah Air. Oleh sebab itu, kita harus tanggap dan waspada terhadap setiap kemungkinan adanya ancaman, gangguang yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa baik yang dating dari luar maupun dari dalam negeri.
Mencintai Tanah Air dan bangsa mendorong setiap warga Negara untuk lebih mengenal dan menghayati, adat istiadat dan kehidupan bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban bangsa untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika, sebagai perwejudanya adalah sumpa pemuda. Sumpa pemuda 28 oktober 1928 adalah cerminan dari tekat yang ikrar para pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pada saat itu mereka tidak membeda-bedakan suku, pulau, dan organisasi mana. Karena tekat mereka ingin bersatu untuk merebut kemerdekaan.
Persatuan dan perdamaian itu mahal. Maka marilah kita jaga suasana yang sanggat kondusif terutama para generasi muda harus berjuang dengan propesi dan kegiatan masing-masing. Misalnya, pelajar dengan giat belajar, mahasiswa sebagai kaum intelektual tunjukan bahwa moralitas dan logika lebih penting, jauhi nerkoba, tawuran, dan seks bebas. Yaitu dengan cara mengucapkan sumpa-sumpa yang telah di sebutkan diatas.
Isi Sumpah Mahasiswa, adalah:
 “Kami mahasiswa Indonesia mengaku bertanah air satu, Tanah Air tanpa penindasan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa kebenaran.”

            Yang kemudian di lanjudkan dengan bunyi sunpah pemuda:
kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Dengan itu ingat lagi kembali dan tanamkan dalam diri kita masing sumpa para pejuang bangsa kita yang dulu yaitu isi Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.
“ Sebelum ku Mempersatuakan  Nusantar Aku Bersumpa Tidak Akan Makan Bua Palapa”

Ku ucapkan SELAMAT SUMPA PEMUDA yang ke-86 Tahun 2014. Jayalah Pemuda jayalh bangsa.

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP KEUTUHAN DAN PERSATUAN BANGSA


Negara Indonesia merupakan sala satu Negara yang kaya akan budaya sehinga masyarakat Indonesia memiliki ciri khas hidup yang berbeda-beda, dan pandangan yang berbeda-beda pula. Perbedaan ini yang menyebapkan masyarakat Indonesia terpecah belah dan terpengaru oleh budaya asing. sebagian masyarakat berpendapat bahwa masalah budaya adalah masah pemerint, bukan masalah rakyat. Perbedaan ini juga akan berpengaruh terhadap tingka kesadaran pemuda dan pemudi bangsa Indonesia
Untuk memperkokoh atau mempersatuan masyarakat, pelajar,  pemuda-pemudi Indonesia dari pengaruh budaya asing yaitu dengan berpegang  teguh terhadap Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa Indonesia dan Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.  dimana sumpa-sumpa tersebut bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia dari pengaruh budaya asing. Karena, jika di lihat dari pemuda-pemudi sekarang mulai luntur yang namanya Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa, dan Sumpa Gaja Mada dalam dirinya.
Berbicara pemuda berarti kita harus lihat kembali pemuda pada tahun 1928 pemuda-pumudi. Jaman itu sangat menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Namun lambat laun semangat itu tergores dengan adanya arus globalisasi.
Banyak genersi muda yang sudah lupa dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Makna sumpa pemuda sekarang sudah mulai di lupakan oleh pemuda. Lihat saja setiap hari ada saja terjadi tawuran antar pelajar, mahasiswa, bahkan pemuda antar desa. Hal ini terjadi karena bangsa Indonesia terlalu teropsesi dengan hal-hal tidak benar, dan mementingkan dirinya sendiri.
Sebagai pemuda penerus bangsa kita harus menjunjung tinggi bhineka tunggal ika yang dilandasi semangat gotong royong. Karena nilai-nilai tersebut sudah tidak ada lagi karena pengaruh budaya asing,yang tanpa kita sadari telah kita lakukan. Padahal alangkah indahnya kalaukita hidup dalam perdamain, seperti yang di inginkan oleh para pemuda tahun 1928.
Karena makna dari sumpa pemuda itu sendiri mengajarkan kita tidak boleh membedakan suku bangsa, agama dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dengan baik dan benar.
Jika ada hembatan atau kendala seperti menganggap agama atau suku kita lebih baik dapat di atasi bila kita mengamalkan isi sumpa pemuda, sebab tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang kita cita-citakan tidak akan perna berhasil. Karena pada sila ketiga Pancasila mengandung makna cinta Tanah Air. Oleh sebab itu, kita harus tanggap dan waspada terhadap setiap kemungkinan adanya ancaman, gangguang yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa baik yang dating dari luar maupun dari dalam negeri.
Mencintai Tanah Air dan bangsa mendorong setiap warga Negara untuk lebih mengenal dan menghayati, adat istiadat dan kehidupan bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban bangsa untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika, sebagai perwejudanya adalah sumpa pemuda. Sumpa pemuda 28 oktober 1928 adalah cerminan dari tekat yang ikrar para pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pada saat itu mereka tidak membeda-bedakan suku, pulau, dan organisasi mana. Karena tekat mereka ingin bersatu untuk merebut kemerdekaan.
Persatuan dan perdamaian itu mahal. Maka marilah kita jaga suasana yang sanggat kondusif terutama para generasi muda harus berjuang dengan propesi dan kegiatan masing-masing. Misalnya, pelajar dengan giat belajar, mahasiswa sebagai kaum intelektual tunjukan bahwa moralitas dan logika lebih penting, jauhi nerkoba, tawuran, dan seks bebas. Yaitu dengan cara mengucapkan sumpa-sumpa yang telah di sebutkan diatas.
Isi Sumpah Mahasiswa, adalah:
 “Kami mahasiswa Indonesia mengaku bertanah air satu, Tanah Air tanpa penindasan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa kebenaran.”

            Yang kemudian di lanjudkan dengan bunyi sunpah pemuda:
kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Dengan itu ingat lagi kembali dan tanamkan dalam diri kita masing sumpa para pejuang bangsa kita yang dulu yaitu isi Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.
“ Sebelum ku Mempersatuakan  Nusantar Aku Bersumpa Tidak Akan Makan Bua Palapa”

Ku ucapkan SELAMAT SUMPA PEMUDA yang ke-86 Tahun 2014. Jayalah Pemuda jayalh bangsa.

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP KEUTUHAN DAN PERSATUAN BANGSA


Negara Indonesia merupakan sala satu Negara yang kaya akan budaya sehinga masyarakat Indonesia memiliki ciri khas hidup yang berbeda-beda, dan pandangan yang berbeda-beda pula. Perbedaan ini yang menyebapkan masyarakat Indonesia terpecah belah dan terpengaru oleh budaya asing. sebagian masyarakat berpendapat bahwa masalah budaya adalah masah pemerint, bukan masalah rakyat. Perbedaan ini juga akan berpengaruh terhadap tingka kesadaran pemuda dan pemudi bangsa Indonesia
Untuk memperkokoh atau mempersatuan masyarakat, pelajar,  pemuda-pemudi Indonesia dari pengaruh budaya asing yaitu dengan berpegang  teguh terhadap Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa Indonesia dan Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.  dimana sumpa-sumpa tersebut bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia dari pengaruh budaya asing. Karena, jika di lihat dari pemuda-pemudi sekarang mulai luntur yang namanya Sumpa Pemuda, Sumpa Mahasiswa, dan Sumpa Gaja Mada dalam dirinya.
Berbicara pemuda berarti kita harus lihat kembali pemuda pada tahun 1928 pemuda-pumudi. Jaman itu sangat menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Namun lambat laun semangat itu tergores dengan adanya arus globalisasi.
Banyak genersi muda yang sudah lupa dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Makna sumpa pemuda sekarang sudah mulai di lupakan oleh pemuda. Lihat saja setiap hari ada saja terjadi tawuran antar pelajar, mahasiswa, bahkan pemuda antar desa. Hal ini terjadi karena bangsa Indonesia terlalu teropsesi dengan hal-hal tidak benar, dan mementingkan dirinya sendiri.
Sebagai pemuda penerus bangsa kita harus menjunjung tinggi bhineka tunggal ika yang dilandasi semangat gotong royong. Karena nilai-nilai tersebut sudah tidak ada lagi karena pengaruh budaya asing,yang tanpa kita sadari telah kita lakukan. Padahal alangkah indahnya kalaukita hidup dalam perdamain, seperti yang di inginkan oleh para pemuda tahun 1928.
Karena makna dari sumpa pemuda itu sendiri mengajarkan kita tidak boleh membedakan suku bangsa, agama dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dengan baik dan benar.
Jika ada hembatan atau kendala seperti menganggap agama atau suku kita lebih baik dapat di atasi bila kita mengamalkan isi sumpa pemuda, sebab tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang kita cita-citakan tidak akan perna berhasil. Karena pada sila ketiga Pancasila mengandung makna cinta Tanah Air. Oleh sebab itu, kita harus tanggap dan waspada terhadap setiap kemungkinan adanya ancaman, gangguang yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa baik yang dating dari luar maupun dari dalam negeri.
Mencintai Tanah Air dan bangsa mendorong setiap warga Negara untuk lebih mengenal dan menghayati, adat istiadat dan kehidupan bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban bangsa untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika, sebagai perwejudanya adalah sumpa pemuda. Sumpa pemuda 28 oktober 1928 adalah cerminan dari tekat yang ikrar para pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pada saat itu mereka tidak membeda-bedakan suku, pulau, dan organisasi mana. Karena tekat mereka ingin bersatu untuk merebut kemerdekaan.
Persatuan dan perdamaian itu mahal. Maka marilah kita jaga suasana yang sanggat kondusif terutama para generasi muda harus berjuang dengan propesi dan kegiatan masing-masing. Misalnya, pelajar dengan giat belajar, mahasiswa sebagai kaum intelektual tunjukan bahwa moralitas dan logika lebih penting, jauhi nerkoba, tawuran, dan seks bebas. Yaitu dengan cara mengucapkan sumpa-sumpa yang telah di sebutkan diatas.
Isi Sumpah Mahasiswa, adalah:
 “Kami mahasiswa Indonesia mengaku bertanah air satu, Tanah Air tanpa penindasan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan; Kami mahasiswa Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa kebenaran.”

            Yang kemudian di lanjudkan dengan bunyi sunpah pemuda:
kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Dengan itu ingat lagi kembali dan tanamkan dalam diri kita masing sumpa para pejuang bangsa kita yang dulu yaitu isi Sumpa Palapa atau Sumpa Gaja Mada.
“ Sebelum ku Mempersatuakan  Nusantar Aku Bersumpa Tidak Akan Makan Bua Palapa”

Ku ucapkan SELAMAT SUMPA PEMUDA yang ke-86 Tahun 2014. Jayalah Pemuda jayalh bangsa.